Great Triangle
Seperti diketahui oleh kita semua bahwa sekitar bulan April 2010 yang lalu telah
diadakan survey penelitian dan penemuan oleh "Noah's Ark Ministries
International" akan adanya sisa perahu Nabi Nuh As disalah satu lereng gunung
Ararat di Turki. Kita tidak mengetahui secara pasti kapan perahu tersebut berada disana, namun beberapa prediksi dapat ditarik dari sejarah dalam Kitab Injil dan Al-Qur'an. Data yang ditemukan pada waktu ini adalah bahwa lokasi ex perahu tersebut berada pada ketinggian lebih dari 3.250 m diatas permukaan laut. Hal itu saja telah dapat menggugah nalar kita untuk berpikir dan membayangkan bahwa kalau posisinya sekarang setinggi lebih dari 3.250 m, maka seberapa tingginya banjir besar yang terjadi dijaman Nabi Nuh AS tersebut. Dari mana datangnya air banjir (laut banjir) sampai setinggi itu? Kalau disimak dari riwayat dalam Al-Qur'an, maka datangnya banjir tersebut juga secara tiba-tiba dan serentak, jadi semacam aliran air yang sangat besar sekali, bahkan bukit-bukit yang adapun semuanya tenggelam. Selanjutnya kemanakah semua air banjir tesebut ahirnya mengalir, sehingga perahu Nabi Nuh ahirnya terdampar diposisi lereng gunung pada ketinggian sekarang lebih dari 3.250 m. Menurut para ahli peneliti bahwa keberadaan sosok benda tersebut sebenarnya sudah dicurigai sejak awal tahun 1940-an, kira-kira setelah ditemukannya pesawat terbang. Dari pantauan dengan menggunakan pesawat terbang, sosok benda tersebut telah banyak menarik perhatian para pengamat sebagai sosok benda misterius. Ada beberapa faktor alam yang mendukung terjaganya keberadaan sosok benda tersebut yaitu adanya lapisan salju yang permanen pada ketinggian tersebut. Dengan demikian maka fosil ex perahu Nabi Nuh seolah diawetkan selama puluhan abad (atau puluhan millennium), sampai ahirnya ditemukan secara pasti oleh para ahli pada bulan April 2010 yang lalu.Sebagai data hasil penemuan secara teknis dan teknologis sebenarnya sudah
finish, bahkan di Negeri Belanda telah ada replikanya sama dengan ukuran
aslinya. Replika tersebut dibangun oleh seorang penggemarnya dengan bahan kayu, dengan mengikuti data temuan yang ada, besarnya kira-kira sama dengan lapangan sepak-bola. Bagi yang ingin melihatnya dapat disaksikan di Negeri Belanda sebagai obyek wisata yang menarik.
Namun bagi nalar manusia yang mempercayai adanya "Kehendak Tuhan" dibalik semua itu tentunya kenyataan itu menimbulkan banyak pertanyaan, apa sebenarnya rahasia yang ada dibalik penemuan itu.
Pada waktu sekarang melalui kecanggihan citra satellit dan sarana
"Google-Earth", orang dapat mendeteksi posisi dan kondisi ex perahu Nabi Nuh
tersebut, ukurannya sekitar 150 x 50 m2. Dengan ukuran sebesar itu maka adalah wajar bahwa didalam perahu tersebut juga telah diangkut hewan-hewan besar dan kecil secara lengkap. Dari riwayat dan kenyataan sekarang maka pada waktu itu telah terjadi kemusnahan kehidupan didaratan yang sangat luas. Disamping semua itu dalam riwayat juga dijelaskan bahwa usia Nabi Nuh As mencapai seribu tahun, ini merupakan segi lain yang juga patut dijadikan bahan kajian para ahli sejarah. Dengan beberapa keterangan tersebut dapat ditarik perkiraan kapan peristiwa tersebut terjadinya, yang pasti kemungkinannya bisa lebih dari 10.000 tahun sebelum masehi, silahkan diteliti oleh para ahlinya. Namun yang tetap menimbulkan pertanyaan adalah ada rahasia apa yang tersembunyi dibalik semua itu, sehingga kepastiannya baru ditemukan oleh para ahli pada tahun 2010 ini.Baiklah itu semua masalah yang berkaitan dengan ex perahu Nabi Nuh AS. Sekarang perhatian kita coba dialihkan kepada kaitan-kaitan lainnya.
Saya menggemari kecanggihan citra satellit pada sarana komputer "Google-Earth" yang sangat akurat. Dengan sarana tersebut kita dapat menjelajah permukaan bumi kemana saja bahkan dapat mendeteksinya sampai detail pada level 250 m diatas muka daratan atau obyek. Dengan pendeteksian demikian detail, maka kita dapat melihat benda-benda dipermukaan bumi secara jelas dengan akurasi yang tinggi bahkan dapat juga dengan penampilan perspektip, tiga dimensional. Kita dapat membaca data ketinggian suatu permukaan daratan atau juga kedalaman lautan secara tepat, cepat dan mudah sekali. Kecanggihan "Google-Earth" tersebut telah banyak membantu saya mendeteksi arah qiblat masjid-masjid besar didunia, apakah arah qiblatnya tepat / presisi atau tidak, semua hasilnya dapat langsung dilihat dan disimpan datanya, berupa dokumen foto-JPG. Salah satu contoh bisa diambil yaitu, masjid Raja Hassan II di Marokko Cassablanka ditepi laut, ternyata mempunyai arah qiblat yang tepat menuju Ka'bah di Makkah.
Selain meneliti arah qiblat masjid, saya juga pernah mencoba menarik garis
"ruler" dari pusat bangunan Ka'bah kearah dan sampai pada bangunan Piramyd di Giza Mesir. Dari hasilnya saya menjadi sangat kagum sekali karena ternyata
ketiga arah axis-diagonal Pyramid (yang kearah tenggara) adalah persis sama
yaitu semuanya menuju bangunan Ka'bah di Masjid Al-Harom. Dalam hal itu saya berfikir apakah arah axis-diagonal ini yang menuju Ka'bah adalah suatu kebetulan saja? Mungkin untuk sementara waktu, kita dapat menganggap bahwa arah axis-diagonal tersebut memang suatu kebetulan, apalagi bila kita meneliti dari sejarah bahwa Pyramid tersebut dibangun sekitar 3.000-4.000 tahun sebelum Masehi, dan dibangun dengan teknologi masa itu yang masih sangat lokal. Apalagi waktu itu para Fir'aun disamping belum mengenal Tuhan, tentunya tidak mengetahui secara persis letak kota Makkah, begitupun kehidupan disana sama sekali tidak ada hubungannya dengan Makkah. Bahkan sampai jaman modern inipun masyarakat dunia tidak pernah memperhatikan dan apalagi memperdulikan kemanakah arah dari axis-diagonal Pyramid tersebut. Namun demikian dari hasil pendeteksian citra satellit telah secara pasti dan akurat bahwa arah axis-diagonal 3 Pyramid yang ke tenggara adalah tepat / persis menuju bangunan Ka'bah. Hasil pencitraan "Google-Earth" sangat presisi / akurat sampai pada ketinggian 300 m diatas obyek Pyramid dan Ka'bah (pengukuran itu tidak dapat dilakukan dengan pesawat terbang atau teknologi lainnya).
Selanjutnya saya kembali teringat akan hasil penemuan terahir di abad 21 ini
yaitu fosil ex Perahu Nabi Nuh di Turki. Saya mempunyai data satelit
"Google-Earth" keberadaanya secara tepat yaitu dilereng gunung Ararat pada
ketinggian lebih dari 3.250 m diatas muka laut. Dari data tersebut tergerak hati
saya untuk mencoba-coba menarik garis "ruler" dari posisi ex Perahu Nabi Nuh
langsung kearah Pyramid di Giza Mesir. Sebagai hasilnya menyebabkan saya sangat terperanjat, karena garis tersebut persis sama dengan arah axis-diagonal Pyramid yang ke timur-laut. Dalam pada itu juga saya berpendapat bahwa para Fir'aun tentunya tidak pernah mengetahui letak ex Perahu Nabi Nuh, dan mereka tidak punya kepentingan sedikitpun dengannya. Kurun waktu antara pembangunan Pyramid dengan Perahu Nabi Nuh adalah sangat lama sekali, ribuan tahun, jadi pasti arah axis-diagonal Pyramid sama sekali bukanlah atas pengetahuan dan kemauan Fir'aun serta rakyatnya pada waktu itu, yang jelas adalah bahwa axis-axis diagonal ketiga Pyramid itu semuanya sejajar.
Semua itu adalah invention-besar abad-21.
Baiklah semua riwayat itu kita cukupkan sekian dulu dan kita kembali kepada
hasil pendeteksian citra satelit dengan "Google-Earth". Dengan adanya dua
percobaan tarikan garis "ruler" tersebut diatas, kemudian saya menghubungkan
ketiga monumen bersejarah tersebut, menjadi satu segitiga yang sangat besar
dengan total panjang sisinya 4.962,5 km, sebuah segitiga keajaiban berskala
dunia.
Dari gambaran segitiga besar itu secara pasti dan akurat / mathematis terbukti
bahwa axis-diagonal tiga Pyramid di Giza Mesir masing-masing menuju ke ex Perahu Nabi Nuh As di Turki dan juga menuju ke Ka'bah di Makkah Arab Saudi.
Sebagai kesimpulannya, bahwa bangunanPyramid adalah sebuah monumen dunia yang tidak diragukan lagi keberadaannya, secara fisik memberikan petunjuk kepada keberadaan dua monumen dunia lainnya yaitu ex Perahu Nabi Nuh dan Ka'bah di Masjid Al Harom di Makkah. Inilah satu fenomena berskala dunia sepanjang sejarah kemanusiaan dari jaman Nabi Nuh As, jaman Nabi Musa As sampai sekarang, dan fenomena itu tidak akan hilang dari muka bumi sampai ahir zaman (kiyamat).
Dibalik kenyataan fenomena tersebut maka sudah barang tentu mempunyai kaitan dan pasti ada manfaatnya untuk seluruh kemanusiaan didunia ini. Sebagai manusia yang berakal cerdas tentunya kita semua menyadari dari lubuk hati yang paling dalam bahwa fenomena besar itu adalah terjadi atas Kehendak Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa yaitu Allah Swt. Mengapa Allah berkehendak demikian, tiada lain karena dunia dan segala isinya ini adalah Ciptaan-NYA juga, jadi adalah wajar bahwa fenomena berskala dunia yang sudah puluhan ribu tahun itu adalah juga Kehendak-NYA, demi untuk kepentingan kemanusiaan seluruhnya. Baru sekaranglah keberadaan fenomena besar itu terkuak secara jelas dengan bantuan teknologi moderen, semua itu dapat dibuktikan secara actual. Selanjutnya tentunya kita berfikir, dengan adanya satu fenomena besar itu, apakah juga berarti ada "pesan-tersembunyi" didalamnya? Marilah kita merenunginya dan mentafakurinya secara mendalam, karena fenomena besar itu disamping mengkaitkan tiga monument dunia, juga mengkaitkan tiga kurun zaman yang sangat berbeda selama ribuan tahun. Marilah kita merenungi makna dari "pesan- tersembunyi" dibalik tiga kepastian bukti yang sudah ada dan sangat nyata itu.
Untuk bisa menyelami maknanya, sebaiknya kita secara imaginer masuk ke era zaman para Fir'aun dan berdiri diantara Pyramid, setelah (monumen) tiga buah Pyramid itu selesai dibangun, kemudian kita secara imaginer mengikuti arah axis-diagonal ketiga Pyramid tersebut.
Satu arah yang menuju (timur-laut) ke ex Perahu Nabi Nuh, seolah memberikan
pesan: "Lihatlah kemenangan dizaman yang sudah lampau yaitu keselamatan bagi kemanusiaan, dimana Nabi Nuh As dan kaumnya telah selamat dari banjir besar, semuanya berkat Petunjuk dari Tuhan".
Kemudian satu arah lagi yang menuju (tenggara) ke Ka'bah, seolah juga memberikan pesan: "Dan lihatlah juga kemenangan dizaman yang akan datang yaitu keselamatan bagi kemanusiaan atas Petunjuk Tuhan melalui Nabi Muhammad Saw, Al-Qur'an dan Ahlul-Bayt, sebagai penyelamat seluruh kemanusiaan sampai datangnya hari kiyamat". Seluruh bukti yang disebutkan diatas adalah nyata, maka "pesan tersembunyi" itupun adalah satu keniscayaan yang nyata pula dan tidak akan pernah terbantahkan, seperti juga matahari diwaktu siang.
Pada waktu ini kita semuanya dapat menyaksikan semua bukti-bukti tersebut
terkuak secara jelas dan pasti, karena kita sudah dan sedang berada dizaman
terahir yang menuju ke Hari Kiyamat yang sudah di janjikan-NYA. Yang terpenting untuk kita adalah menentukan sikap dan keputusan apakah kita ingin menjadi manusia yang terselamatkan dengan mengikuti Petunjuk-NYA atau kita ingin mengabaikan semuanya itu, artinya tidak ingin selamat? Semua itu terserah kepada kita masing-masing untuk menentukan pilihan, keputusan dan tanggungjawab pribadi di akhirat kelak. Masih ada cukup waktu untuk berfikir dan memilih serta mengambil keputusan terahir bagi masing-masing secara pribadi. Saya tidak bermaksud mempengaruhi siapapun, hanyalah sebatas memberikan bukti-bukti ilmiyah yang sangat nyata dalam dimensi ruang dan waktu yang tidak terbantahkan sampai datangnya hari-akhir kelak.