Ini adalah sebuah doa yang berbentuk puisi, ditulis oleh Jenderal Douglas Mac Arthur, seorang jenderal Amerika yang terkenal dengan kata-katanya "We shall return”. Kata-kata itu ia ucapkan sebagai janji kepada rakyat Philipina, ketika ia terpaksa mundur ke Australia, karena tentaranya tidak dapat menahan serbuan Jepang pada Perang Dunia ke II. Dan ia memenuhi janjinya, membebaskan rakyat Philipina dari kekuasaan Jepang yang kejam.
MacArthur menulis puisi ini sebagai hadiah ulang tahun bagi putranya, karena pada hari ulang tahun putranya tersebut ia sedang berada di medan perang dan tidak dapat pulang.
DO’A AYAH
Tuhanku,
jadikanlah anakku sebagai seorang
yang cukup mengetahui kelemahan dirinya
berani menghadapi kala ia takut
tegar dan tidak terpuruk
dalam kekalahan yang tulus
rendah hati dan penyantun dalam kemenangan
Tuhanku,
jadikanlah anakku
seorang yang tahu akan adanya Engkau
dan mengenal diriMu sebagai dasar segala pengetahuan
Tuhanku,
bimbinglah ia
bukan di jalan yang lapang dan mudah
tetapi di jalan yang penuh desakan, tantangan, dan kesukaran
ajarilah ia, agar ia sanggup berdiri teguh di tengah badai
dan belajar mengasihi mereka yang tak berhasil
Tuhanku,
jadikanlah anakku orang yang berhati lembut
bercita-cita luhur
sanggup memerintah dirinya sebelum memimpin orang lain
mengejar masa depan tanpa melupakan masa lalu
Sesudah semuanya membentuk dirinya
kumohon, ya Tuhanku
rahmatilah ia dengan rasa humor
sehingga serius tak berlebihan
berilah keramahan, kesederhanaan, dan kesabaran
Ini semua, ya Tuhanku
dari kekuatan dan keagunganMu
Jika sudah demikian, ya Tuhanku
beranilah aku berkata :
tak sia-sia aku hidup sebagai ayahnya
Sangat menarik doa Mac Arthur ini. Tidak sebagaimana umumnya doa orang tua yang memohon agar anaknya diberi jalan lapang, kemudahan, rezeki berlimpah, dan kemudahan-kemudahan hidup lainnya, Mac Arthur justru berdoa agar anaknya digembleng dengan kesulitan, agar sang anak menjadi seseorang yang kuat. Mac Arthur berharap agar sang anak memiliki keberanian ketika menghadapi saat-saat yang menakutkan. Ia juga ingin anaknya tidak hancur dan kehilangan harga diri meskipun sedang didera kekalahan, dan tidak sombong ketika berada di puncak kemenangan.
Jangan selalu memberikan kemudahan kepada anak-anak kita. Jangan khawatir jika anak-anak kita menghadapi kesukaran. Ajarkan dan dorong agar mereka berhati tegar, memiliki daya juang yang kuat dan tahan uji. Barangkali dengan doa seperti inilah, sebuah generasi akan menjadi bangsa besar.
Saya suka doa ini.