Entah karena bosan selalu berada di ujung lorong kamar ini atau karena otak ku yang terlalu kencang berputar sehingga tanganku tak sanggup menahan untuk selalu menuliskan segala hal. Apakah ini bentuk kangen ku pada kalian, bentuk persiapanku untuk meninggalkan masa lajang atau yang lainnya, hanya Allah yang tau. Dimasa sekarang perasaanku campur baur seperti gado-gado. Tiga tahun yang lalu ketika saya menjadi salah satu pioner cinematografi di Smadda dengan bukti adanya organisasi Arci Smadda, tak terbersit impian akan menjadi oraginasai besar yang diperhitungkan dalam kancah dunia film indie. Namun berkat bakat minat dan keringat angkatan arci yang pertama, impian tersebut bukan hanya menjadi impian namun membias menjadi fakta realita yang menorehkan tinta emas dalam karier saya. Angkatan pertama arci smadda, saya masih ingat benar ada Januar yang bonek puol, Franch Dalahi yang jago akting, dan Cesillia yang jago meloby dan memimpin kawan-kawannya, dan ada juga nama seperti Andynar Pristasia, Aldo dan Effendi. Keringat dan tangis mereka menghasilkan karya besar seperti Virus Cinta. Dilanjutkan secuelnya Virus Cinta 2 yang jadi peringkat 3 dalam film indie Jakarta saat itu. Ada kepuasan batin memimpin mereka meski hanya bermodal dengkul alias tidak ada sumbangsih sekolah kepada kita. Tahun berganti namun prestasi tetap menghinggapi kami. Satu demi satu lomba kami ikuti dan satu-demi satu proyek produksi kami jalani hingga banyak karya film indie yang kami produksi. Banyak bermunculan produksi kami seperti Unique Love, Telat, Cermin U-sang Puteri, hingga Hitam Putih Fitri dan Tragedi Bolot, Eks Or Next dan Cinta Yola serta Batal Menang. Prestasi yang gemilang menjadi bukti kalo cineas asal balas klumprik ini disegani di kancah dunia film indie nasional. Tapi sekarang bagaimana ? Tat kala melihat sampul demi sampul film produksi arci smadda….saya meneteskan air mata. Bukan karena sakit hati tapi bangga bercampur marah. Kenapa disaat kita sudah berada diatas, disaat kita sudah berhasil membuktikan prestasi kita, tapi dengan satu jemari telunjuk ada coretan tinta….”Cinematografi bukan pengembangan diri dan tidak ada di SMA Negeri 22 Surabaya”. Sakit hati saya saat itu. Bagaimana saya musti menjelaskan kepada anak didik saya. Bagaimana saya memutuskan kontrak secara sepihak kepada sinemart jakarta ? Bagaimana rencana saya yang ingin mengadakan indie movie di surabaya ?.....saat itu hanya ada lebam hitam di bawah kelopak mata saya. Kesedihan yang mendalam mendapati kenyataan bila tak ada ruang bagi kreasi. Tak ada tempat bagi inovasi. Dan tak ada senyum bagi prestasi. Apa ya seperti ini sekolah kita ? Disaat kota-kota lain berdatangan ke surabaya tepat hari minggu, 27 Juni 2010 kemarin di gedung Telkom Ketintang, yang ada di hati saya Cuma miris. Ide dan keinginan saya untuk menjadikan surabaya sebagai barometer film indie nasional rupanya hanya menjadi penonton. Arci Smadda tak nongol disana. Panitia mendatangi saya bahkan membungkuk karena mengenal saya sebagai salah satu konselor nasional film indie nasional, lantas berkata "Pak…anak didik bapak tidak ada yang Ikut ?” saya hanya bisa menunduk dan tersenyum kecut. Hapus sudah impian selama 2 tahun mengkonsep festival indie movie hingga didanai oleh swasta. Acaranya lancar, banyak yang menghadirkan cinema-cinema baru dengan segar dan konsep baru. Tapi lagi-lagi bayangan wajah Franch, Januar, Cesillia, Kia, Diana, Arci Smadda membuat saya tak bisa berbuat apa-apa. Bila bisa berteriak mungkin saya akan menampar diri saya. Kalo kota lain bisa mengirimkan duta-dutanya. Lha ini yang punya gawe malah menjadi pemantau saja. Anak didik yang di didiknya selama 3 tahun lalu tak bisa ikut meramaikan ajang ini. Kemana cineas-cineas ku ? Mau dibawa kemana prestasi kita yang dulu ? Mungkin sudah saatnya kita perlu bermimpi kembali. Mereformasi diri, memberanikan diri, menata kembali, bahkan bila perlu katakan REVOLUSI untuk kembali di jalan yang telah kita dapatkan dahulu. Momentum membentuk cineas muda itu tak bisa hanya 2-3 bulan seperti program pengembangan diri. Perlu tahunan untuk menata mental dan karakter para cineas muda itu. Mungkin tulisan ini seakan menyudutkan salah satu pihak tapi semoga tidak hanya berakhir di hardisk komputer ruang waka seperti tulisan-tulisan saya dahulu yang dibilang memprovokasi siswa. Saya dukung penuh bila Waka Kesisiwaan bisa kembali memberikan sesuatu yang inovatif bagis ekolah ini. Saya dukung penuh bila para komponen sekolah mau berubah untuk me”manusiakan” anak didiknya. Ingat dan selalu INGAT…..guru, karyawan TU dan pesuruh sekolah tidak akan kemana-mana mereka akan statis di sekolah ini selamanya, tapi siapa tamu yang harus kita hargai….ya SISWA itulah tamu kita. Merekalah RAJA disekolah ini (bukankah tamu adalah raja)….maka kita kudu menjadi tuan rumah yang baik. Buatlah gebrakan saat ini dan kedepannya yang nantinya bisa membuat para siswa berujar "ENAK YA SEKOLAH DI SMAN 22 SURABAYA”…bukan raut cemberut atau cacian dalam hati ketika meninggalkan sekolah ini. Saya MENDUKUNG segala hal untuk memajukan sekolah ini. Saya DUKUNG segala kebijakan yang Pro SISWA. Buat apa kantin baru tapi kalo tidak MURAH. Buat apa komputer baru tapi bukan buat SISWA. Sudah saatnya semua refleksi, (saya ingat kata almarhum ayah saya….”Gak selamanya Gudel Nyusu Kebo, tapi ada juga Kebo nyusu Gudel”) tidak selamanya orang tua pasti benar…adakalanya orang yang lebih tua harus mau belajar dari anak muda yang memiliki pemikiran lebih baik dari seniornya. Generasi muda bukanlah generasi yang grusa-grusu yang dipandang anti kemapanan saja. Tapi lihatlah generasi mudah yang masih polos dengan pemikiran fresh nya tidak didasari dengan "Untung berapa atau buat sapa”…..itu saja. AYO bersama-sama bergandeng tangan. Hilangkan iri dengki dan sakit hati. Satukan jiwa wujudkan Visi dan Misi Sekolah membangun sekolah ini dengan baik….dengan jiwa bersih dan tetap mengedepankan KEJUJURAN.
Ayo ARCI kita bangun dari mati suri…..bikin prestasi lagi Ayo Jurnalistik kita bikin gebrakan tahun ini…..kudu sukses di DETEKSI Ayo Dayung kita kejar lagi piala yang lewat kemaren…hidup KULU-KULU Ayo OSIS tunjukan anda Organisasi Intra Sekolah bukan Manut saja…. Ayo Semua Guru bersatu mendidik siswa dengan tulus ikhlas dan berwibawa Ayo Para petinggi sekolah….lupakan "nanti makan apa” gantilah dengan "saya puasa untuk sekolah” Ayo semuanya bersama kita bisa mewujudkan sekolah ini menjadi baik kembali
Dengan do’a dan kemauan bersama mari kita wujudkan SMA 22 Surabaya yang lebih bermartabat dan Berwibawa di kawasan Surabaya…..
(pesan buat siswa …..jangan lupa belajar ya…..kelas XII udah siap UNAS lho ya)
(pesan buat orang-orang yang suka mikir miring…wes tah lah ojo suka fitnah saya…semua bisa membaca kok…toh anda sendiri yang akan rugi karena anda yang dinilai sebagai orang yang tidak dewasa…siswa sudah bisa memilih dan memilah sapa yang baik dan tidak baik….sadar yo, TOBAT o ngono lho rek….ojo gawe resek ae…saya sudah memaafkan kalian semua)